KEUTAMAAN BERKURBAN
Berkurban merupakan ibadah yang sangat mulia dalam Islam dan memiliki nilai historis, spiritual, serta sosial yang mendalam. Konsep berkurban berasal dari kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS yang menunjukkan ketaatan luar biasa kepada Allah SWT. Perintah untuk menyembelih hewan kurban ini dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah sebagai bagian dari perayaan Idul Adha, dan menjadi bentuk pengabdian serta ketakwaan seorang hamba kepada Sang Pencipta.
Tujuan utama dari ibadah kurban adalah untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan bahwa yang sampai kepada-Nya bukanlah daging dan darah hewan kurban, melainkan ketakwaan dari pelakunya. Oleh karena itu, kurban bukan sekadar menyembelih hewan, melainkan juga simbol pengorbanan dan keikhlasan dalam menjalankan perintah-Nya.
Selain sebagai bentuk ibadah, kurban juga bertujuan untuk memperkuat solidaritas sosial. Daging kurban dibagikan kepada fakir miskin, kerabat, dan masyarakat umum, sehingga tercipta rasa kebersamaan dan perhatian terhadap sesama. Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat menekankan aspek kepedulian sosial sebagai bagian dari keimanan.
Kurban juga merupakan sarana untuk menumbuhkan sikap disiplin dan tanggung jawab. Dalam mempersiapkan kurban, seorang Muslim harus menyiapkan hewan terbaik sesuai syariat, memastikan kesehatannya, dan menyembelih dengan cara yang benar. Semua ini mengajarkan nilai tanggung jawab, ketelitian, dan penghargaan terhadap makhluk hidup.
Keutamaan berkurban sangat besar di sisi Allah SWT. Nabi Muhammad SAW menyampaikan bahwa tidak ada amalan yang paling dicintai oleh Allah di hari raya selain menyembelih hewan kurban. Pahala yang didapatkan dari setiap helai rambut hewan kurban menunjukkan betapa besar nilai ibadah ini di mata Allah SWT.
Berkurban juga merupakan bentuk syiar Islam. Dengan pelaksanaan kurban secara terbuka dan terorganisir, masyarakat dapat menyaksikan kekayaan ajaran Islam dalam praktik nyata. Ini menjadi pelajaran berharga terutama bagi generasi muda untuk mengenal makna pengorbanan, ibadah, dan kasih sayang terhadap sesama.
Dalam konteks kekinian, kurban juga bisa menjadi sarana pemberdayaan ekonomi. Melibatkan peternak lokal dan pelaku UMKM dalam penyediaan hewan kurban akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Dengan demikian, kurban tidak hanya memiliki nilai spiritual, tapi juga mendukung kesejahteraan masyarakat.
Kurban juga mengajarkan pentingnya ikhlas dalam beramal. Hewan yang disembelih bukan untuk pamer atau pujian, melainkan murni karena Allah SWT. Ini menjadi pelajaran bahwa segala bentuk amal harus dilandasi dengan niat yang benar agar mendapatkan balasan yang sempurna dari Allah.
Dalam masyarakat yang majemuk, kurban juga dapat menjadi jembatan toleransi dan harmoni. Ketika kurban dilakukan dengan penuh hikmah dan berbagi kepada semua lapisan masyarakat, maka nilai-nilai persaudaraan dan kemanusiaan akan semakin menguat.
Secara keseluruhan, berkurban merupakan ibadah yang sangat lengkap. Ia mencakup aspek keimanan, sosial, ekonomi, dan kemanusiaan. Oleh karena itu, umat Islam perlu terus menjaga semangat berkurban dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan, agar manfaatnya tidak hanya dirasakan di dunia, tetapi juga sebagai bekal kebaikan di akhirat kelak.
Zaenal Mustofa_Idul Kurban 1446/2025